The Unusual Epic
Lukisan-lukisan mutakhir Teja Astawa sepenuhnya mengembangkan inspirasinya dari tradisi seni Kamasan Bali hingga jadi perkembangan karakter ekspresi lukis Bali yang belum pernah dikerjakan para seniman lainnya. Sebelumnya, Teja telah menunjukkan kecenderungan mengerjakan karya-karya figuratif dengan inspirasi bentuk-bentuk yang berasal tradisi wayang. Kecenderungan ini pun menjelaskan arah maupun tahapan dari cara Teja untuk mengenali lebih dekat tradisi seni Kamasan. Teja Astawa menciptakan versi dan cara seni Kamasan namun dengan kualitasnya yang tersendiri: keduanya berkaitan namun tak lagi sama. Sebagai seniman, Teja telah menciptakan ihwal substansial dari seni, sebagai kualitas karya seni yang ada pada dirinya sendiri (in-itself quality of artwork). Dalam pengertian ini, lukisan Teja bermakna dua hal. Pertama, kualitas karya itu tak lagi berarti sebagai sesuatu yang lain (misalnya sebagai ‘nilai’ Bali atau ke-Bali-an), selain kualitas yang dinyatakan oleh ekspesi karya itu sendiri. Kedua, ekspresi lukisan Teja yang mengandung gambaran tentang sosok atau kualitas Bali (dalam figur-figur dari wayang) itu pun justru dinyatakan untuk melampaui pengertian umum diceritakan tentang Bali atau ke-Bali-an. Ekspresi lukisan-lukisan Teja adalah soal sensasi yang tak lagi sama dengan kisah yang dipikir-pikirkan mengenai Bali. Karya-karya Teja Astawa justru menunjukkan ambiguitas tradisi dan budaya Bali sekaligus menjadikan jelas kejutan yang mungkin muncul darinya. Proses kreasi Teja berlangsung dalam pengaruh kekuatan lingkungan tradisi namun tak dengan sendirinya sama dengan cara hidup dalam formalitas kebiasaan tradisi. Dengan ekspresi seni, Teja Astawa menciptakan kekuatan tradisi yang terbarukan, keluar dari penerusan batasan-batasan yang hanya dibiasakan hidup di dalamnya.